JAKARTA - Upaya pemulihan pascabencana banjir di sejumlah wilayah Sumatra terus diperkuat melalui pemulihan layanan dasar yang krusial bagi kehidupan masyarakat.
Di tengah kondisi darurat, akses listrik dan komunikasi menjadi kebutuhan mendesak agar warga tetap terhubung dengan keluarga, memperoleh informasi, serta menjaga ketenangan psikologis.
Menjawab kebutuhan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa generator listrik dan telepon pintar ke wilayah terdampak banjir.
Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan layanan dasar, khususnya pasokan listrik sementara dan akses komunikasi, yang kerap terganggu akibat bencana. Langkah ini juga menjadi bagian dari sinergi pemerintah dan sektor swasta dalam merespons kondisi darurat secara cepat dan tepat sasaran.
Dukungan Listrik dan Komunikasi Pascabencana
Komdigi menyalurkan bantuan kemanusiaan dengan fokus utama pada pemulihan listrik dan komunikasi di wilayah terdampak banjir di Sumatra. Pengiriman bantuan tersebut dilepas langsung oleh Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) Kemkomdigi Fifi Aleyda Yahya, yang mewakili Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid.
Pelepasan bantuan dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 22 Desember 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kemkomdigi dan Telkomsel sebagai mitra dari sektor swasta.
Kolaborasi tersebut menjadi contoh gotong royong lintas sektor dalam membantu masyarakat menghadapi dampak bencana.
Fifi menjelaskan bahwa bantuan ini diarahkan untuk memastikan masyarakat terdampak tetap memiliki akses komunikasi yang memadai.
Dengan komunikasi yang terjaga, warga dapat memperoleh informasi penting, menyampaikan kondisi mereka, serta tetap terhubung dengan keluarga di tengah situasi sulit.
“Bantuan itu menjadi simbol kehadiran pemerintah dan sektor private untuk meringankan beban masyarakat terdampak banjir di Sumatera, juga sebagai wujud nyata gotong royong kita untuk memastikan kehidupan warga dapat kembali pulih setelah musibah ini,” tutur Fifi.
Rincian Bantuan Kemanusiaan yang Disalurkan
Bantuan logistik yang dikirimkan Komdigi mencakup berbagai kebutuhan penting yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Salah satu bantuan utama adalah 100 unit generator set berkapasitas 10 KVA yang diperuntukkan mendukung pemulihan pasokan listrik sementara di wilayah terdampak banjir.
Selain genset, pemerintah juga menyalurkan 500 unit ponsel pintar untuk menunjang kebutuhan komunikasi masyarakat. Bantuan ponsel ini menjadi sangat penting, terutama bagi warga yang kehilangan atau mengalami kerusakan perangkat komunikasi akibat banjir.
Tidak hanya itu, bantuan juga mencakup 1.500 paket perlengkapan ibadah. Paket tersebut berisi jilbab, mukena, dan Alquran yang diharapkan dapat memberikan kekuatan batin bagi para korban bencana.
Seluruh bantuan ini akan disalurkan ke berbagai daerah terdampak banjir di Sumatra dengan prioritas pada wilayah yang mengalami dampak paling parah.
Beberapa daerah yang menjadi prioritas penyaluran bantuan antara lain Kabupaten Aceh Tamiang, Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, serta Blangkejeren di Kabupaten Gayo Lues. Penentuan wilayah prioritas dilakukan berdasarkan tingkat dampak dan kebutuhan riil masyarakat di lapangan.
Pentingnya Akses Informasi di Situasi Darurat
Menurut Fifi, kondisi di lapangan terus berubah dan menuntut respons yang cepat serta adaptif. Ia menyoroti fenomena di mana sebagian masyarakat sebenarnya berada di area dengan jaringan komunikasi yang masih aktif, namun tidak dapat memanfaatkannya karena perangkat telepon mereka rusak atau hilang akibat banjir.
“Situasi di lapangan sangat dinamis. Banyak masyarakat yang sebenarnya sinyalnya sudah ada, tetapi handphone-nya rusak atau hilang akibat banjir. Karena itu, bantuan HP ini menjadi sangat penting,” ujar Fifi.
Keberadaan ponsel pintar dan genset diharapkan mampu menjaga konektivitas masyarakat agar tetap terhubung dengan keluarga, relawan, serta pihak berwenang. Akses komunikasi yang baik juga memungkinkan warga memperoleh informasi terkini terkait bantuan, kondisi cuaca, maupun langkah-langkah keselamatan yang perlu dilakukan.
Dalam situasi darurat, informasi yang cepat dan akurat menjadi faktor penentu keselamatan dan ketenangan masyarakat. Oleh karena itu, pemulihan infrastruktur komunikasi dinilai sama pentingnya dengan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
Penyaluran Fleksibel dan Berbasis Kebutuhan
Fifi menegaskan bahwa penyaluran bantuan ponsel tidak didasarkan pada kriteria yang kaku. Penentuan penerima dilakukan berdasarkan kebutuhan riil di lapangan dengan melibatkan Telkomsel, pemerintah daerah, serta tim penanggulangan bencana. Pendekatan ini bertujuan agar bantuan benar-benar sampai kepada warga yang paling membutuhkan.
Selain mendukung komunikasi, bantuan perlengkapan ibadah juga diharapkan dapat memberikan ketenangan batin bagi para korban. Dalam kondisi pascabencana, dukungan psikologis dan spiritual menjadi bagian penting dari proses pemulihan masyarakat.
“Semoga bantuan ini dapat membantu warga agar dapat memberi kabar kepada keluarga sekaligus memberikan ketenangan batin,” tambah Fifi.
Ia juga menegaskan bahwa Kemkomdigi akan terus berupaya mempercepat pemulihan infrastruktur digital di wilayah terdampak bencana. Pemerintah berkomitmen memastikan seluruh masyarakat dapat kembali terhubung secara optimal, baik untuk kebutuhan komunikasi, informasi, maupun aktivitas sehari-hari.
Melalui penyaluran genset, ponsel pintar, dan perlengkapan ibadah, Komdigi berharap masyarakat terdampak banjir di Sumatra dapat melewati masa sulit ini dengan lebih kuat. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan mampu mempercepat pemulihan kehidupan warga secara menyeluruh.