Dolar AS Tertekan, Fokus Pasar Pada Kebijakan The Fed

Senin, 29 Desember 2025 | 09:52:45 WIB
Dolar AS Tertekan, Fokus Pasar Pada Kebijakan The Fed

JAKARTA - Dolar AS menghadapi tekanan berkelanjutan di pasar global seiring ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve pada tahun 2026. 

Nilai indeks dolar, yang mencerminkan kekuatan mata uang ini terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, tercatat menurun 0,1 persen menjadi 97,96. Kondisi ini menjadi perhatian para investor yang terus memantau langkah-langkah kebijakan moneter AS.

Sentimen pasar saat ini semakin dipengaruhi oleh dinamika ekonomi domestik AS, termasuk perlambatan pasar tenaga kerja dan inflasi yang masih tinggi. Trader pun kini menunggu risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Desember untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam terkait perdebatan internal bank sentral mengenai arah kebijakan suku bunga.

Penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember lalu membawa kisaran target The Fed menjadi 3,50–3,75 persen. 

Total pemotongan suku bunga selama 2025 mencapai 75 bp, sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang menuntut stimulus tambahan untuk mendorong pertumbuhan.

Prospek Penurunan Suku Bunga Federal Reserve

Pasar saat ini memprediksi adanya kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut pada 2026, meski probabilitasnya mulai menurun. Data dari CME FedWatch menunjukkan kemungkinan suku bunga dipertahankan pada pertemuan Januari sebesar 81,7 persen, meningkat dibandingkan pekan sebelumnya.

Sementara itu, probabilitas penurunan 25 basis poin turun menjadi 18,3 persen dari sebelumnya 22,1 persen. 

Hal ini menunjukkan pasar semakin berhati-hati dalam memproyeksikan langkah The Fed, dengan fokus pada keseimbangan antara mendorong pertumbuhan dan menjaga inflasi tetap terkendali.

Risalah FOMC yang akan dirilis dipandang sebagai kunci untuk memahami arah kebijakan The Fed lebih jelas. Investor dan trader mengharapkan informasi mengenai perdebatan internal bank sentral, termasuk diskusi mengenai kondisi ekonomi domestik dan ekspektasi inflasi ke depan.

Yen Pulih di Tengah Kebijakan Moneter Jepang

Di sisi lain, yen Jepang menunjukkan penguatan setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam pada akhir pekan. Pada perdagangan Senin, yen menguat 0,3 persen terhadap dolar AS menjadi 156,13 per dolar, setelah sebelumnya turun 0,5 persen pada hari Jumat.

Pemulihan ini didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank of Japan (BOJ) serta kemungkinan intervensi dalam perdagangan akhir tahun yang tipis. Ringkasan rapat kebijakan BOJ menunjukkan banyak anggota dewan melihat perlunya kenaikan tambahan untuk menyesuaikan suku bunga dengan inflasi.

Menteri Keuangan Jepang, Satsuki Katayama, menegaskan bahwa Jepang memiliki kebebasan menangani pergerakan berlebihan yen. 

Pernyataan ini turut menahan tekanan terhadap pasangan dolar-yen, meski pasar masih menunjukkan ketidakpastian mengenai peran yen sebagai aset safe haven global.

Dampak Terhadap Mata Uang Global Lainnya

Euro juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS, tercatat naik 0,1 persen menjadi USD1,1780. Sentimen positif didukung oleh optimisme dalam pembicaraan diplomatik antara AS dan pihak terkait untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.

Sementara itu, dolar Australia sedikit berubah di USD0,6714, dan mata uang kiwi Selandia Baru tetap stabil di USD0,5830. Pergerakan ini mencerminkan kecenderungan pasar untuk tetap berhati-hati, menimbang berbagai faktor global seperti suku bunga, kebijakan fiskal, dan ketidakpastian geopolitik.

Penguatan mata uang non-dolar ini juga menyoroti adanya diversifikasi portofolio investor di tengah volatilitas dolar AS. Para pelaku pasar kini memantau kombinasi faktor domestik dan global untuk menilai arah investasi serta risiko valuta asing ke depan.

Strategi Pasar dan Ekspektasi Investor

Para trader kini fokus menunggu risalah FOMC untuk mengambil keputusan trading dan hedging terhadap fluktuasi dolar AS. Informasi mengenai pandangan internal The Fed terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi indikator penting untuk memprediksi langkah kebijakan selanjutnya.

Selain itu, pasar global juga memperhatikan arah suku bunga di Jepang yang dapat memengaruhi posisi safe haven mata uang yen. Kombinasi faktor ini turut membentuk strategi perdagangan valuta asing untuk investor internasional.

Di tengah dinamika ini, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi faktor utama yang menekan dolar AS, sementara pergerakan mata uang lain mulai menunjukkan pemulihan parsial. Investor global pun terus menyesuaikan portofolio mereka untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi 2026.

Dengan demikian, pergerakan dolar AS dan mata uang utama lainnya tetap menjadi sorotan utama dalam beberapa pekan mendatang. Analisis risiko dan respons pasar terhadap kebijakan moneter akan menentukan arah nilai tukar global hingga awal tahun depan.

Terkini